This is my new short story
( just 1659 words). emm, drabble maybe. With Kyuhyun as namja cast. Check this out!
[ga niat banget edit foto buat cover
-__-]
SPECIAL GIFT
KYent present [@shEnd95]
Sejak pertama kali melihat namja itu, tak pernah sekali
pun Riri mencoba melihat namja lain. Sosoknya begitu sempurna bagi Riri. Setiap
lekuk indah wajahnya, postur tubuhnya, suara emasnya, dan auranya yang begitu
menawan.
Hell, mungkin terdengar picisan jika Riri benar-benar
sudah jatuh hati padanya. Namun memang begitulah kenyataannya. Hanya sekali
lihat, hatinya telah menuntun dirinya kedalam lembah cinta sang namja. Love at
first sight, huhh?
“Cho Kyuhyun imnida,”
itulah kata-kata yang selalu terngiang di telinga Riri.
Setelah perkenalan
singkat pada pertemuan pertama mereka, tak pernah ada lagi obrolan lain yang
terjalin. Hanya sekedar saling menyapa saat tak sengaja bertemu. Menunjukan
formalitas semata.
Kadang Riri merasa gerah dengan keadaan seperti ini.
Namja itu –Cho Kyuhyun-, namja yang ia klaim sebagai namja yang dicintainya.
Walau berada di depan matanya, namun terasa begitu jauh dan tak dapat
diraihnya.
Posisi Kyuhyun sebagai salah satu staf pengajar di music academy milik orang tuanya,
membuat Riri juga sedikit canggung. Sementara dia siapa? Hanya seorang siswi
tingkat akhir di sebuah senior high school yang mulai mencintai seorang namja
yang terpaut usia 7 tahun lebih tua darinya.
“Kedua anak Choi sajangnim
mewarisi kecantikan eommanya. Jinri-ssi dan Riri-ssi begitu manis dan cantik.”
Pujian yang pernah terlontar dari mulut Kyuhyun selalu
menjadi ingatan terindah dalam memori Riri. Walau yang terakhir, pujian dari
Kyuhyun bukan hanya untuk dirinya. Namun juga untuk eonni kesayangannya, Choi
Jinri. Tapi itu bukanlah sebuah masalah, yang penting ia mempunyai satu lagi
momen yang dapat diingat dari Cho Kyuhyun.
“Kyuhyun ssaem sangat
keren! Ah, andaikan aku bisa menikah dengannya!” harapan seperti
itu rasanya seringkali Riri dengar dari para trainee Kyuhyun.
Namja itu memang punya sejuta pesona. Ia
bisa begitu tegas saat mengajar, dan tak jarang juga mengeluarkan kata-kata
pedas dari mulutnya. Namun ia juga mempunyai sisi lembut yang pasti bisa
meluluhkan hati yeoja. Dan semua orang setuju itu adalah kharisma dari seorang
Cho Kyuhyun.
Hanya dapat memperhatikan secara diam-diam.
Bagaimana namja itu mengajarkan cara mengatur napas ketika bernyanyi juga
penghayatan yang baik terhadap lagu. Guru vokal terbaik yang di miliki akademi
itu.
“Mencari Choi sajangnim,
Riri-ssi? Beliau sedang rapat dengan pemegang saham. Mau menunggu?”
“Ah, ne. Gamsahamnida
Kyuhyun-ssi. Saya akan menunggu di ruangannya saja!”
Bukan itu, alasan terbesar Riri semakin
sering mengunjungi music academy
adalah Kyuhyun. Ia hanya mencari kesempatan agar dapat melihat namja itu.
Mendengar suara merdunya sudah seperti candu bagi dirinya.
Gila, Kyuhyun membuatnya gila! Namja itu
seperti mengambil alih segala macam saraf dalam otaknya. Matanya hanya untuk
melihat Kyuhyun, hidungnya hanya untuk mencium aroma tubuh Kyuhun, telinganya
hanya untuk mendengar suara merdu Kyuhyun, bibirnya hanya untuk mengecup
Kyuhyun -suatu hari nanti-, pikirannya hanya untuk memikirkan Kyuhyun, dan
hatinya hanya untuk mencintai Kyuhyun. Kyuhyun, Kyuhyun, Kyuhyun, Cho Kyuhyun!
Hanya namja itu.
“Kyuhyun ssaem dan
Jinri-ssi serasi ya? Hubungan mereka bahkan tidak seperti seonsaengnim dan
trainee,” mereka tidak tau kalau kata-kata itu dapat melukai
Riri.
Choi Jinri -eonni yang lebih tua setahun
dari Riri-, sangat bercita-cita menjadi penyanyi. Oleh karena itu ia memutuskan
untuk masuk akademi milik orang tuanya. Berbeda dengan Riri, ia lebih tertarik
dengan IT dibanding dunia entertaintment. Hal ini justru membuka peluang Jinri
semakin dekat dengan Kyuhyun, tidak dengan Riri.
Rasa iri sering timbul ketika Riri melihat
mereka –Kyuhyun dan Jinri- terlihat begitu akrab. Sedangkan hubungannya dengan
Kyuhyun masih saja seperti orang asing. Bicara seadanya ketika bertemu dan tak
pernah melakukan interaksi yang lebih khusus.
Lagi, Riri hanya bisa tersenyum getir
ketika dirinya melihat mereka bersama. Jika mereka ditakdirkan bersama,
sesungguhnya Riri sedang belajar untuk merelakannya. Cinta pertamanya, mungkin
tak berjalan seindah yang dibayangkan.
“Jinri~ya!”
suara itu, Kyuhyun. “Mianhamnida, Riri-ssi.
Saya pikir Jinri!”
Jinri? Kenapa harus selalu dia? Tidak
bisakah Kyuhyun melihat Riri untuk sekali saja? sebegitu bagusnya kah Jinri
dibandingkan Riri? Pikiran-pikiran seperti itu selalu muncul begitu saja di
kepala Riri.
“Ah, gwenchana Kyuhyun-ssi!”
“Riri-ssi bisa memainkan
harmonika?” namja itu melihat sebuah harmonika dalam genggaman
Riri. “Aku mendengarnya sedikit tadi.
Permainanmu sangat bagus!”
“A..an..ania! Aku masih
amatiran!”
“Tidak terdengar seperti
amatiran sama sekali! Kau berbakat!” semburat merah muncul begitu saja di pipi
sang yeoja. “Mau mendengar permainanku?”
Choi Riri, jantungnya begitu berdebar saat
itu. Cho Kyuhyun, namja itu sedang menempelkan bibir kissable-nya pada
harmonika milik Riri. Bibir itu, menempel di tempat yang sama dengan bibir Riri
sebelumnya.
“Kenapa bengong seperti
itu? Permainanku sangat bagus yah? Tentu saja!” ternyata namja
itu narsis! Tidak sekaku yang Riri bayangkan.
“Ahh, sebentar lagi jam
mengajarku dimulai! Aku harus segera ke kelas! Annyeonghigeseyo!”
Sejak percakapan singkat itu, Riri dan
Kyuhyun pun semakin dekat. Seiring berjalannya waktu, semakin sering pula
obrolan-obrolan hangat tercipta diantara mereka. Kekakuan yang sebelumnya menjadi
penghalang, perlahan mulai menghilang.
Walau begitu, kemajuan hubungan mereka tak
juga mengubah rumor yang terus berkembang tentang Kyuhyun dan Jinri. Jika
dibandingan, Riri memang sudah tertinggal jauh dari Jinri. Ketika ia baru bisa
berbicara banyak dengan Kyuhyun, Jinri bahkan sudah melewati tahap semacam itu
sejak lama.
“Yang kudengar dari Choi
sajangnim, Riri-ssi juga mahir bermain piano. Kenapa tidak masuk akademi
seperti Jinri?”
“Aku lebih tertarik dengan
IT. Sangat cinta dengan game, dan bercita-cita ingin membuat sebuah software
game!”
“Game? Aku seorang master
game! Berbagai macam game dapat kau temukan di rumahku! Tanya saja pada Jinri,
dia sudah beberapa kali berkunjung ke rumahku!”
“Ne~”
balas Riri tercekat. “Kyuhyun-ssi dekat juga yah
dengan eonni?”
“Begitulah! Dia
satu-satunya trainee yang tidak memanggilku ssaem, dengan polosnya ia malah
memanggilku oppa! hehee.. Oh, iya. Kalau mau, Riri-ssi bisa memanggiku oppa
juga seperti Jinri! Kita sudah cukup dekat kan?”
“Ne, Kyuhyun op-pa!”
ucap Riri canggung.
Riri bisa berbangga hati, Kyuhyun lah yang
memintanya duluan menghapus kekakuan diantara mereka. Dan namja itu juga merasakan
hubungan mereka yang semakin dekat. Kyuhyun mungkin hanya melihat Riri sebagai
adik kecil yang mempunyai banyak kesamaan dengan dirinya. Begitu pun sudah
cukup bagus untuk saat ini.
“Riri~ya, oppa boleh
menitipkan sesuatu? Tolong berikan surat ini pada Jinri, ya!”
Rasa penasaran tentu saja menggelitik Riri
saat Kyuhyun menitipkan sebuah surat merah jambu padanya. Tapi dia masih tau
diri untuk tidak membuka yang bukan haknya. Segala pikiran buruk juga sempat
mampir ke otaknya. Akankah cinta pertamanya berakhir dengan ending yang
menyedihkan?
Tapi diantara kemungkinan terburuk, pasti
ada juga kemungkinan terbaik. Ego dalam dirinya menginginkan Jinri dan Kyuhyun
berakhir sebagai sahabat semata, oppa-dongsaeng, atau apalah namanya. Asal
jangan membuat kerugian untuk dirinya. Egois? Tentu saja, itu kan egonya.
“Terima kasih sudah
membantu oppa!” belaian lembut dari jemari Kyuhyun mendarat di kepala
Riri.
“Terima kasih untuk apa,
oppa?”
“Terima kasih karena telah
memberikan surat itu untuk Jinri! Berkat Riri yang cantik ini, rencanaku
berjalan lancar!”
Apa maksudnya? Apa Kyuhyun benar-benar
mengungkapkan cintanya pada Jinri melalui surat itu? Riri menyesal, kenapa
waktu itu tak ia buang saja surat menyebalkan itu?
“Ah, oppa lupa memberi
taumu! Sebenarnya itu surat dari Minho, trainee tingkat akhir yang populer itu!
Ia terlalu malu untuk mengungkapkan perasaannya pada Jinri. Jadi oppa berusaha
membantunya! Dan sekarang mereka sudah resmi berpacaran!”
Riri tertegun sejenak mendengar penjelasan Kyuhyun.
Ia telah salah! Selama ini ia selalu
menganggap Jinri juga memiliki rasa pada namja yang dicintainya. Bahkan kadang
merasa Jinri adalah saingannya. Berlebihan? Rasanya tidak! Ia hanya terlalu
takut cinta pertamanya direbut oleh saudara kandung yang disayanginya.
Tapi kini ia bisa tersenyum lebih cerah.
Sepertinya Kyuhyun hanya menganggap Jinri seperti dongsaeng-nya sendiri.
Perangai Jinri yang easy going,
membuatnya mudah untuk dekat dengan Kyuhyun.
“Sekarang Jinri sudah punya
kekasih, apa Riri tak ingin memulai sebuah hubungan seperti itu juga?”
“Eh? Errr, sampai saat ini
namja yang sedang kutunggu tak juga menyatakan cintanya padaku!”
Bodoh! Riri hanya mau menunggu Kyuhyun!
Kenapa namja itu tak pernah mengerti akan sorot mata sang yeoja untuknya.
Tatapan yang setiap saat sarat akan kasih sayang dan cinta yang mendalam.
Bisakah angin berbisik pada Kyuhyun? Tolong
sampaikan perasaan Riri padanya!
Satu detik, satu menit, satu jam, satu
hari, satu bulan, hingga hampir setahun lamanya Riri menunggu. Tak adakah
kesempatan untuknya bersama Kyuhyun? Apa namja itu tak pernah melihatnya
sebagai yeoja? Harus berapa lama lagi ia menunggu?
“Hmm, tak terasa hari cepat
sekali berlalu! Dan aku sangat bersyukur kita masih diberi umur hingga 20 April
ini, saengil chukhahaeyo Riri~ya!”
“Go..gomawo oppa! Oppa tau
darimana hari ulang tahunku?”
“Kau benar-benar ingin tau?
Kasih tau ga’ ya?”
Namja itu jauh lebih menarik dari yang Riri
bayangkan. Dengan selera humor yang tak biasa, juga keusilan yang tak
terpikirkan sama sekali.
“Aku tau dari mana pun
sebenarnya tak begitu penting! Yang paling penting, aku akan mengabulkan segala
permintaanmu hari ini! Apapun!”
“Jinjja?”
Kyuhyun mengangguk. Riri berpikir sejenak, “Entahlah,
oppa! Sepertinya tidak ada yang aku inginkan saat ini!”
Bohong! Mungkin Riri memang tidak
menginginkan sebuah barang atau apalah. Tapi ia menginginkan cinta Kyuhyun.
Jika diminta, apakah Kyuhyun akan memberikannya?
“Kau yakin?”
namja itu berusaha meyakinkan. “Ya sudah, kalau begitu aku
saja yang meminta sesuatu darimu!”
Kenapa begini? Kyuhyun benar-benar tak bisa
ditebak! Riri tak pernah tau apa yang ada didalam otak sang namja.
“I love You, Choi Riri!
Would you be my girlfriend?”
Apakah Cho Kyuhyun sedang bercanda? Ini
semua benar-benar tak lucu! Niat sekali namja itu mengerjai Riri. Riri hanya
ingin sesuatu yang nyata! Kenapa namja itu malah membuat lelucon yang tak
bermutu seperti itu? Rasanya mustahil jika itu benar-benar permintaan Kyuhyun.
“Kenapa diam? Aku serius
memintamu untuk jadi kekasihku, Choi Riri!” Kyuhyun kembali
berucap dengan lebih serius. “Jika kau ragu karena
perbedaan umur kita yang cukup jauh, kurasa aku bisa membimbingmu! Aku bisa
menunggumu untuk tumbuh semakin dewasa seiring berjalannya waktu!”
Setitik air jatuh dari pelupuk mata Riri.
Haru, itu yang ia rasakan. Ternyata namja itu mempunyai perasaan yang sama
dengannya. Bahkan ia tidak terganggu akan perbedaan usia mereka yang terbilang
cukup jauh.
“I do!”
jawab Riri malu-malu. “I love you too, oppa!”
“I Know! Aku kan memang
mempesona!”
“Oppa benar-benar narsis!”
keluh Riri. “Tapi aku tetap sayang! Terima kasih
telah menjadi special gift untukku!”
Kecupan singkat Kyuhyun daratkan di kening
yeoja-nya. Menyisakan semburat merah di pipi sang yeoja. Syukurlah, Riri
menjadi yeoja yang paling beruntung di dunia. Tepat di hari ulang tahunnya, ia
mendapatkan anugerah yang begitu indah. Kado special dari Tuhan. Cho Kyuhyun,
Special Gift for her.
~ FIN ~
Hola!
Setelah sekian lama, akhirnya saya bikin satu karya lagi. Emang ngga bisa
dibilang bagus sih, tapi ini dibuat dengan sepenuh hati untuk eonni-ku
tersayang. Selamat ulang tahun eonni! Ini kado yang waktu itu saya omongin.
Agak telat juga sih, ngga apa-apa kan?
Maaf
juga karena saya ganti marga-nya tanpa izin, hehe! Dan lagi cuma berbentuk
short story, soalnya kalo long story takutnya malah ngga berujung kaya fic-fic
saya yang lain. Kalo isi cerita sangat tidak memuaskan, maap-maap aje nih ya!
jujur saya lebih demen yang sad ending, cuma buat eonni aja dibikin happy ending!
Sekali-kali mau jadi maknae yang baik, gituuuu *kedip-kedip*
Dan
buat siapa pun yang sengaja atau pun ngga sengaja baca special gift ini, kritik
dan saran sangat ditunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Reader yang baik, saya sangat berharap kalian meninggalkan jejak setelah membaca. sepatah dua patah kata sangat bermanfaat membangun semangat saya menulis.. :)